Sabtu, 21 Agustus 2010

Donny Cium Perempuan Lain!


 Bintang film laga Donny Alamsyah mengaku terpaksa meninggalkan istrinya cukup lama untuk menjalani shooting film Darah Garuda, yang akan dirilis pada 8 September 2010. Beruntung, dengan restu istrinya, Donny bisa leluasa menyelesaikan pekerjaannya.

"Dari waktu casting sampai shooting total menghabiskan waktu dua tahun. Pokoknya, mulai dari ngerasain bagaimana jadi tentara, termasuk saat gue dimasukin ke salah satu bootcamp," cerita Donny seusai press screening Darah Garuda di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jakarta, Kamis (19/8/2010) ini.
Di dalam bootcamp tersebut, lanjut Donny, ia bersama beberapa pemeran lainnya, seperti Lukman Sardi, Darius Sinathrya, dan T Rifnu Wikana, betul-betul digembleng layaknya tentara sungguhan. "Di sana gue ngerasain betul gimana rasanya masih ngantuk, tapi sudah harus dibangunin pakai senapan.

Belum lagi harus latihan yang sangat keras. Ini supaya kami bisa mendalami peran kami masing-masing," tutur pemeran tokoh Letnan Thomas ini. "Kalau enggak sabar, mungkin bisa buyar konsentrasinya," sambungnya.
Selama itu pula, Donny, yang baru saja melepas masa lajangnya, terpaksa meninggalkan istrinya. "Sebenarnya begitu berat ninggalin istri waktu itu. Tapi, alhamdulillah, ini bisa selesai berkat dukungan istri juga," ujarnya.
Diakuinya pula, dukungan sang istri memudahkannya melakukan adegan berciuman dengan tokoh Senja, yang dimainkan oleh Sarah Saraswati. "Sewaktu dibagikan skripnya, sempat ditanya, mau dilakoni apa enggak, kalau dilakoni gimana. Untung istri mengiyakan," ceritanya.

Jumat, 20 Agustus 2010

Film Darah Garuda dengan Sentuhan Hollywood


Film sekuel Merah Putih yang berjudul Darah Garuda: Merah Putih II telah rampung digarap. Film itu masih menceritakan perjuangan Amir (Lukman Sardi), Marius (Darius Sinathrya), Dayan (T. Rifnu Wikana), Tomas (Donny Alamsyah), serta Senja (Rahayu Saraswati) melawan penjajah. Film yang rencananya dibuat dalam bentuk trilogi itu menelan dana Rp 64 miliar rupiah.

Darah Garuda yang akan tayang pada 8 September tersebut mengisahkan perjuangan lima sekawan dalam merebut kemerdekaan pada 1947. Setelah membebaskan Senja yang menjadi pekerja paksa sebuah perkebunan kopi di Jawa Barat, lima sekawan itu menerobos hutan dan gunung untuk menemui pasukan Jenderal Soedirman. Mereka berhasil bertemu dengan pasukan Soedirman di daerah Jawa Tengah. Di situlah kompleksitas cerita dimulai.

Muncul tokoh-tokoh baru, seperti Yanto (Ario Bayu), prajurit muda Budi (Aldy Zulfikar), dan Lastri (Atiqah Hasiholan). Diperlihatkanlah kondisi saat itu, saat sesama pribumi saling tak percaya. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pengkhianat di antara mereka. Tempo film tersebut memang terasa lebih cepat jika dibandingkan dengan film pertama, yang lebih menggambarkan karakter dan asal usul masing-masing. Banyak adegan pertempuran dan baku tembak dalam film itu.

Tak sedikit juga adegan sadis yang dimunculkan. Misalnya, adegan saat Van Gaartner (Rudy Wowor) memerintah anak buahnya menyiksa Dayan yang tertangkap. Bak film Hollywood, sutradara Yadi Sugandi dan Connor Allyn tak segan menyuguhkan adegan ledakan dahsyat hingga para pemain terpelanting.

"Mereka, para pemain, memang sangat hebat. Di film itu, banyak sekali scene berbahaya yang harus mereka mainkan. Mereka sangat total memerankannya. Seluruhnya ingin memerankan lebih, sampai-sampai kami perlu mengingatkan keselamatan mereka," tutur Connor, putra dari Rob Allyn, salah seorang produser film tersebut, saat jumpa pers di PPHUI Kuningan kemarin (19/8).

Connor baru bergabung di sekuel kedua. Menurut Rob, kehadiran putranya itu memberikan energi tersendiri bagi film produksi PT Media Desa Indonesia dan Margate House Films tersebut. Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, selaku produser eksekutif film itu yakin bahwa sekuel kedua tersebut mengikuti sukses film sebelumnya.

Untuk itu, dia melibatkan ahli perfilman internasional dalam bidang efek khusus dan tata teknis. Sebut saja Adam Howart sebagai koordinator efek khusus (Saving Private Ryan, Black Hawk Down), John Bowring yang merupakan ahli persenjataan (The Matrix, Wolverine), serta Connor O'Sullivan selaku ahli tata rias dan prostetik (The Dark Knight, Braveheart).

"Film yang sebelumnya (Merah Putih) sudah laku di sepuluh negara dan mengikuti festival film internasional, seperti Los Angeles, Cannes, Pusan, Berlin, Hongkong, Amsterdam, Sydney, dan Moskow. Semoga Darah Garuda bisa mengikuti suksesnya. Yang terpenting, bisa menginspirasi generasi muda Indonesia untuk berjuang bagi negara," tutur Hashim, pengusaha yang juga mempersembahkan film itu untuk kedua pamannya yang gugur dalam pertempuran di Lengkong, Tangerang, Jawa Barat.

Rabu, 18 Agustus 2010

PASKIBRAKA Bugil?


Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta Firmansyah tidak membenarkan jika ada anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dibiarkan tanpa busana dalam barak selama masa orientasi.”Kalau sampai bugil ya tidak dibenarkan. Minimal pakai handuk. Itupun masih idak dibenarkan,” kata Firmansyah di Lapangan IRTI Monas, Selasa (17/8/2010).